Friday, November 15, 2019

Inilah Krakatau Steel, BUMN di Bidang Produksi Baja

PT Krakatau Steel merupakan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja. Perusahaan yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora.
Soekarno ingin Indonesia memiliki pabrik baja yang mampu mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi, dan berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional.
Baca Juga: atap baja ringan
Dicanangkan pertama kali sebagai Proyek Besi Baja Trikora oleh Presiden Soekarno, PT Krakatau Steel yang berdiri pada tahun 1970 telah berkembang menjadi produsen baja terbesar di Indonesia.
Dalam kurun waktu 10 tahun, Krakatau Steel telah menunjukkan perkembangan yang pesat dengan bertambahnya berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Baja Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur pendukungnya, yaitu pembangkit listrik, pusat penjernihan air, pelabuhan dan sistem telekomunikasi.
Sejak itulah Krakatau Steel dikenal sebagai produsen baja terbesar di Indonesia.
Kelengkapan infrastruktur menjadikan PT Krakatau Steel sebagai industri baja terpadu yang tidak hanya mampu menyediakan suplai produk baja, tetapi turut mendorong pertumbuhan dunia industri di tanah air.
Berbekal kemampuan teknis dan manajerial, PT Krakatau Steel (Persero) telah meraih Sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001/SMK3, ISO 17025, dan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP).
Pada tahun 1973, Perseroan memproduksi pipa spiral untuk pertama kalinya dengan spesifikasi ASTM A252 dan AWWA C200.
Sejak tahun 1977, Perseroan telah memperoleh sertifikasi API 5L dan sejak 2009 juga meraih sertifikasi BC 1, yang merupakan standar Building and Construction Authority yang dikeluarkan oleh Negara Singapura.
Atas komitmen Perseroan terhadap keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan, SGS International menyerahkan Sertifikasi ISO 14001 pada tahun 1997.
Sebelumnya, Perseroan juga telah memperoleh Sertifikasi ISO 9001 pada tahun 1993 yang kemudian diperbarui dengan Sertifikasi ISO 9001: 2000 pada tahun 2003, kemudian diperbarui kembali menjadi ISO 9001: 2008 oleh SUCOFINDO tahun 2010.
Seritifikasi ISO 17025 terdiri dari Sertifikasi Laboratorium Kalibrasi, Sertifikasi Laboratorium Kimia dan Mekanik; dan Sertifikasi Laboratorium Lingkungan yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Perseroan juga telah mendapatkan JIS Marking approval untuk produk-produk HRC sejak tahun 1991, CRC dan WR sejak tahun 1993.
Selain itu Perseroan juga telah menetapkan Standar Nasional Produk Indonesia melalui SNI wajib pada tahun 2011 untuk HRC dan 2012 untuk CRC.
Dalam bidang pengamanan, Perseroan juga telah memperoleh sertifikasi SMP yang dikeluarkan oleh KAPOLRI dengan menerapkan Perkap 24/2007 pada tahun 2012.
Pencapaian ini merupakan perwujudan komitmen Perseroan terhadap standar kualitas bertaraf Internasional.
PT Krakatau Steel (Persero) meluncurkan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2010 dan sejak saat itu, saham Perseroan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan nama KRAS.
Dengan kapasitas produksi yang mencapai 3,15 juta ton per tahun, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memproduksi sejumlah produk unggulan seperti Baja Lembaran Panas, Baja Lembaran Dingin, dan Baja Batang Kawat.
Artikel Terkait: harga besi hollow galvanis
Melalui anak usahanya, Perseroan juga mengeluarkan jenis produk baja untuk sektor industri khusus, antara lain Pipa Spiral, Pipa ERW, Baja Tulangan, dan Baja Profil.
Berkat kemampuannya untuk memproduksi baja dengan spesifikasi khusus, terutama dalam mendukung infrastruktur pertahanan nasional, Perseroan dikenal sebagai salah satu industri strategis Indonesia.
Saat ini, Perseroan telah menargetkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 4,65 juta ton pada tahun 2017.
Hal ini dilaksanakan dengan menambah kapasitas produksi Baja Lembaran Panas sebesar 1,5 juta ton.
Selain menguasai pangsa pasar domestik, Perseroan juga mengandalkan ekspor produk baja untuk meningkatkan volume penjualannya.

No comments:

Post a Comment