Sunday, April 28, 2019

Alasan Hasil UN Harus Jadi Alat Refleksi Para Guru

Kepala Tubuh Riset serta Peningkatan Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno menjelaskan hasil Ujian Nasional (UN) harus jadi alat refleksi beberapa guru. Dengan berkaca di hasil UN, guru dapat melakukan perbaikan cara edukasi di kelas.

"Jangan-jangan guru kurang mengerti intisari hingga beberapa anak pun tidak kuasai materi itu," katanya di Jakarta, Ahad.

Baca Juga: http://hargague.com/

UN adalah skema penilaian pada potensi siswa dalam kuasai materi pelajaran yang telah dikatakan dalam pekerjaan belajar-mengajar di sekolah. Kenyataannya, soal-soal UN banyak dirasakan siswa.

"Nah saat ini, bila ada siswa yang merintih masalah UN, hal tersebut butuh jadi bahan refleksi untuk tahu pemicu serta mencari jalan keluarnya," kata Totok.

Hasil UN dapat juga jadi bahan pelajari buat Majelis Guru Mata Pelajaran (MGMP), Dinas Pendidikan, serta Direktorat Guru serta Tenaga Kependidikan.

"Ada daerah yang materi tersendiri condong susah, itu lalu sebagai konsentrasi kursus di MGMP, kenapa materi ini condong sulit dikuasai serta kenapa materi yang lain gampang dikuasai," kata Totok.

Awalnya, banyak siswa yang menyalahkan sulitnya masalah UN Matematika serta Bahasa Inggris untuk tingkat SMP. Aduan siswa itu dikatakan lewat account instagram Kemendikbud.

Sekitar 4.279.008 siswa ikuti Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta Madrasah Tsanawiyah (MTS) yang dikerjakan pada 22 April sampai 25 April yang lalu.

Untuk beberapa lokasi, seperti Papua, Papua Barat serta Nusa Tenggara Timur, UN dikerjakan pada 23 April kemarin.

No comments:

Post a Comment