Tuesday, January 8, 2019

Inilah Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Belajar Bahasa Arab

Hari Bahasa Arab Sedunia yang jatuh pada 18 Desember sepi kabar berita di Indonesia. Tampak cuma belasan alat arus penting yang memberitahukan hari besar yang diputuskan PBB itu. Oleh beberapa komune praktisi bahasa Arab, hari besar itu disemarakkan dengan pawai, seperti di Makassar.
Penelusuran memakai Google.co.id dengan keyword 'hari bahasa arab sedunia', kelompok ‘semua’ pada Kamis (20/12), cuma membuahkan 818 ribu content. Sesaat, penelusuran dalam kelompok ‘berita’ tambah lebih dikit. Cuma 12 ribu content. Dari jumlahnya itu, cuma belasan sampai beberapa puluh content yang terkait dengan keyword serta dikabarkan pada Desember.
Bahasa asli Timur Tengah ini masuk ke Nusantara bertepatan dengan dakwah Islam pada era ke-7 s/d era ke-8 Masehi. Saat itu penduduk Arab yang bertandang ke nusantara datang dari Haramayn (Makkah serta Madinah), Persia, serta anak benua India (Azyumardi Azra: 2004). Dampak Persia tampak lebih menguasai. Buktinya ialah penye­butan kata berakhiran ta’ marbuthah jadi ‘t’, bu­kan ‘h’ yang biasa dilafazkan orang Arab. (Republika, 25 November).
Orang Indonesia lebih akrab dengan kata-ka­ta shalat serta zakat, yang oleh penduduk arab dilafazkan shalah serta zakah. Azan oleh beberapa orang Sumatra dibahasakan dengan bang. Kata itu ialah murni bahasa Persia.
Karya ulama Indonesia berbahasa Arab ter­sebar di beberapa belahan dunia. Perumpamaannya ialah Asrarul Arifin Karya Hamzah Fanshuri (meninggal dunia 1590), kitab-kitab karangan Ahmad Khatib al-Minangkabawi (1860-1916), tulisan Syekh Mahfuz Termas (1868-1920), serta banyak kembali.
Mereka ialah ulama yang tinggal di daerah kosmopolitan, seperti Banda Aceh (Samudera Pasai), serta Haramayn (Makkah serta Madinah). Aceh adalah daerah perdagangan. Penduduk dari beberapa lokasi Timur Tengah bergabung disana untuk beli hasil bumi Nusantara.
Sesaat, Tanah Suci semenjak jaman Nabi Ibrahim beberapa ribu tahun sebelum Masehi telah jadi titik kumpul manusia dari beberapa belahan dunia. Tidak hanya berdagang, disana mereka melakukan beribadah haji, menjejaki jejak beberapa nabi yang mendakwahkan keesaan Allah. Karenanya buku-buku karangan ulama kita yang berbahasa Arab dibaca penduduk dunia. Ide mereka menyebar melebihi batas-batas Nusantara serta memberikan inspirasi juta-an orang.
Akan tetapi, waktu penjajahan Belanda sudah merubah kul­tur Muslim Nusantara yang sebelumnya berbaha­sa Arab jadi Latin. Semenjak itu kebiasaan keilmuan Islam tersudutkan. Pesantren jadi benteng yang menjaga analisis kitab-kitab berbahasa Arab. Nantinya di masa datang analisis barusan di kembangkan instansi pendidikan yang dibangun Ormas Islam, seperti Jami’at Khair, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis, al-Washliyah, al-Ittihadiyah, serta yang lain.
Bahasa Alquran memiliki 12,3 juta kosakata, semakin banyak 2x lipat dibanding bahasa Inggris. Pemakaian bahasa ini meluas bersamaan dengan membesarnya dampak Islam pada era ke-7 masehi.
Tidak kurang dari 26 negara memakai bahasa Arab. Sekitar 18 salah satunya manfaatkan Arab menjadi bahasa ibu. Seputar 1,8 miliar Muslim dalam dunia memakai bahasa Arab. Sekurang-kurangnya mereka melafalkan kosakata Arab saat shalat serta berzikir.
Ini bermakna bahasa itu tidak cuma punya penduduk serta negara Arab. Dunia mengaku sesudah bahasa Mandarin, Inggris, India, serta Spanyol.

Baca Juga: sumber hukum

Negara Arab serta Indonesia
Arab Saudi, yang dihuni 34 juta masyarakat, berusaha mengupdate evaluasi bahasa Arab. Negara kerajaan ini inginkan pemakaian bahasa ibu itu makin meluas. Program Pangeran Sultan untuk bahasa Arab bersama dengan UNESCO telah di luncurkan pada 2007. Dana sebesar 3 juta dolar AS digelontorkan untuk realisasi program. Pada tahun ini, Yayasan Sultan bin Abdul Aziz rayakan Hari Bahasa Arab Sedunia di markas UNESCO, Paris.

Baca Juga: pancasila sebagai ideologi terbuka

Uni Emirat Arab lewat Yayasan Syekh Mohammed bin Rashid al-Maktoum pun berinisiatif menjaga serta mempromokan bahasa Alquran. Syekh Mohammad yang menjabat wapres serta perdana menteri UEA minta prediksi bahasa Arab pa­da hari esok.

Artikel Terkait: ideologi adalah

Laporan itu bisa menjadi referensi serta penelitian untuk memetakan rintangan bahasa Arab dengan ilmiah untuk mengembangkannya dalam bagian cara pemakaian, pendidikan, penguatan komunikasi, serta pendalaman pengetahuan. Laporan itu diinginkan selesai pada 2019. Banyak periset serta pakar UEA ikut serta di dalamnya. Lewat account Twitter, Mohammed bin Rashid mengatakan UEA rayakan Hari Bahasa Arab Sedunia dengan penelitian serta studi yang di dukung kebijaksanaan pemerintah.
Bagaimana dengan Indonesia yang sebagian besar penduduknya Muslim serta memakai bahasa Arab? Memang tidak banyak yang rayakan Hari Bahasa Arab Sedunia. Akan tetapi, mereka masih semangat pelajari bahasa Arab. Perihal ini tampak jelas dari jumlahnya sekolah Islam serta pesantren sebagai tempat evaluasi bahasa itu.

No comments:

Post a Comment